Kalimantan Tengah adalah wilayah yang dikelilingi hutan tropis, sungai besar, dan lahan gambut yang luas. Curah hujan yang tinggi sepanjang tahun menjadikan tanahnya subur dan kaya keanekaragaman hayati. Di tengah bentang alam ini, hidup masyarakat Dayak yang menjaga keseimbangan antara manusia,
hutan, dan roh leluhur.
Wilayah ini memiliki curah hujan rata-rata lebih dari 3.000 mm per tahun, dengan suhu berkisar antara 27–32°C. Musim kemarau berlangsung singkat, sementara sebagian besar bulan didominasi hujan yang menjaga kesegaran hutan dan rawa. Bagi masyarakat Dayak, perubahan cuaca bukan ancaman melainkan penanda alami dalam menentukan waktu bercocok tanam dan berburu.
Suku Dayak Kaharingan menganut kepercayaan yang berakar pada penghormatan terhadap alam dan roh leluhur. Mereka percaya bahwa hutan memiliki jiwa — setiap pohon, batu, dan sungai dijaga oleh petara (roh pelindung). Nilai-nilai ini menuntun masyarakat dalam mengelola alam tanpa merusaknya.
Upacara adat seperti Tiwah, yaitu ritual penghormatan arwah, menunjukkan kedekatan spiritual masyarakat Dayak dengan alam sekitarnya.
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Dayak menerapkan sistem ladang berpindah yang dilakukan dengan perhitungan matang. Sebelum membuka lahan, mereka menggelar ritual minta izin kepada roh penjaga hutan. Penebangan dilakukan secara selektif, disertai doa dan sesajen sebagai tanda hormat kepada alam.